![]() |
| Cinta lama belum kelar |
C.L.B.K
(Cinta Lina
Buat Kamu)
Aku menatap
sekeliling lapangan itu, kosong,sepi . Aku tidak suka pemandangan ini, biasanya
lapangan ini begitu ramai dikunjungi warga sekolah untuk melepaskan kepenatan
dengan melempar bola kedalam ring. Ya,
tepatnya aku sedang berdiri di tepi lapangan basket yang sepi siang itu. Dengan langkah gontai
aku berjalan ke tengah lapangan sambil mendrible bola kesayanganku itu.
Aku melemparnya untuk melupakan sejenak kebete-an ku setelah 3 jam
pelajaran bertemu dengan pak Pashya yang selalu datang membawa ribuan angka dan
variabel yang sukses bikin kepala makin puyeng, matematika.
Saat aku mencoba men-shoot
bola dari daerah three point tiba-tiba konsentrasiku buyar saat sesosok
pria yang tak asing RINO tiba-tiba masuk kelapangan basket. ‘hept’ aku begitu
deg-deg an melihat senyum manis yang dia lemparkan untuk ku, benar-benar
ISTIMEWA.
“Lagi bete
ya Lin!”
wauw, dia
panggil namaku ...... sudah sangat lama aku tidak mendengar dia memanggilku
sehalus itu....
“kok
gak dijawab? Lagi bete ya lin?”
Aku masih
ternganga dan tidak percaya ......
“iy...iyyaa
no, aku lagi bad mood, kamu, ngapain kesini ?” aku masih pura-pura tidak
peduli
“aku lihat
kamu sendirian aja , jadi gak da salahnya kan aku nemenin kamu ?”
Ha????? Gak
salah tu.............aku masih tidak
percaya dan lagi-lagi aku hanya tersenyum dan linglung antara percaya dan tidak
“malah
bengong , sini bolanya aku pinjam lin!”
“O......iy......ya
silahkan!”
Kami berdua
asik bermain basket mendrible dan men shoot , tapi tiba-tiba ‘bruk’
“auw sakit!”
aku mengaduh kesakitan
“lina ,
maafin aku, aku gak sengaja !”
‘glek’ aku
dan dia saling berpandangan, Allah ada
apa ini , jatuh bersama soheh, ahsan,atau sandi sudah biasa , kenapa kali ini
tidak ? aku begitu deg-degan karena dia terus memandangiku.1,2,3,4 detik
terlewat aku segera bangun sebelum perasaan ku kembali muncul untuk Rino. Ya!
Rino itu sebenarnya mantan kekasihku, kami memutuskan untuk berpisah setelah
pertengkaran antara aku dan dia tak lagi terhindarkan dan kami pun sempat vakum
selama lima bulan . selama itu kami tidak saling menyapa meskipun kami
satu organisasi dan baru kali ini dia menyapaku sehalus itu, dengan senyuman
yang sangat khas pula.
“ maaf
no sepertinya aku harus balik ke kelas
dulu !”
“kenapa lin?
Maaf aku gak sengaja jangan marah!”
“gak pa pa
no, aku yang salah , aku balik dulu ya
CU!”
“Ya udah
hati-hati lin sekali lagi maaf!”
Aku berlari
meninggalkan Rino sambil membawa perasaan ku yang berkecamuk. Antara suka dan
tidak antara cinta dan benci bila mengingat dia pernah meninggalkan ku dan
mendiamkanku . Tapi aku tidak ingin munafik, ada rasa sayang yang besar
untuknya.
-*** -
Senin malam, 26 Maret di kamarku.
Handphone
yang sedari tadi sengaja aku diamkan ,
nampaknya protes terus berbunyi, tanpa ku pedulikan dari siapa pesan-pesan
bodoh itu. Aku lebih memilih melepaskan ke galauanku dengan bermain bersama
keponakan bayi ku yang lucu di ruang tengah.
Tanpa
kusadari ibu masuk kekamarku dan entah apa yang beliau lakukan di dalam
kamarku.
“lina....
sini nak!”
“iya buk,
bentar!” aku bergegas masuk menyusul ibuku, “ada apa buk?”
“besok ulang
tahun pacarmu kan? Eh, maksud ibuk mantanmu!”
‘ hept’ aku
baru ingat kalau besok ulang tahun Rino.
“Ibuk kok
tau ?”
“ ini
barusan ibu buka hp kamu, masih kamu simpen rapi kok tanggalnya”.
Bodoh , aku
lupa menghapusnya. Aku bingung harus berkata apa ke ibuk.
“hm.. ia
mungkin buk!” aku pura-pura cuek.
“nak,
sekalipun kalian sudah berpisah kalian gak boleh musuhan , kalian itu saudara
seiman tidak baik kalau kamu memendam kebencian lebih dari tiga hari, aku lihat
semenjak putus, kalian selalu bertengkar dan tidak pernah saling menyapa. Ingat
nak, dia pernah menjadi yang tercinta , dan ibu yakin tidak mudah
melepaskan cinta seseorang!” ibuku menasihati dengan bahasa yang membuat ku
nyaris meneteskan air mata
“ ia buk,
aku gak musuhan kok, Cuma lagi diam- diaman aja!” aku masih datar aja .
“nak kamu
gak bisa bohong sama ibuk, ibuk tahu kok
apa yang kamu rasakan , pikir baik –baik dan mulailah dari sekarang
meminta maaf dan tidak mengulangi lagi dan
jangan lupa, doakan dia seiring semakin dewasanya, salam dari ibuk, ibuk
harap kalian tidak seterusnya seperti ini !” ibu beranjak pergi meninggalkanku untuk berfikir . Aku
Cuma diam, bingung apa yang harus aku
lakukan, hingga tak kusadari , aku terdiam selam satu jam lamanya. Pukul 22.10
WIB aku memutuskan meraih handphone yang
ku diamkan diatas bantalku.
Aku sibuk
memikirkan apa yang akan aku tulis dan
tapi akhirnya aku memutuskan untuk menuliskan pesan.....
“assalamualaikum, Rino besok adalah hari
jadi kamu , tidak banyak yang aku katakan dan aku juga tak mampu memberi apapu,
aku hanya bisa memanjatkan do’a semoga kamu selalu dalam lindungan-NYA mungkin
ini tidak berarti tapi semoga saja ini bermanfaat, aku juga mau minta maaf sama
kamu atas kesalahan aku selama ini aku cuman manusia biasa yang tidak pernah
luput dari dosa. Semoga kamu selalu menjadi yang terbaik, o.... iya dapat salam
dari ibuk, semoga sehat selalu maaf mengganggu dan terima kasih wassalamualaikum”.
Aku mengirim
pesan itu sembari meneteskan air mata aku benci mengingat cinaku kepadanya aku
takut membohongi hatiku. Sudahlah aku memilih untuk beristirahat malam itu .
_***_
Selasa 27
Maret .
Aku masih
terdiam , memikirkan omongan ibuku semalam memang benar , tapi aku tidak punya
cukup nyali untuk menemui dan berbicara dengan Rino. Simalakama , itulah nasib
cintaku saat ini. Daripada aku seperti ini lebih baik aku memutuskan untuk ke
pangkalanku saja.
Aku bejalan
dengan cepat menghampiri ahsan dan soheh sahabat karibku itu. Dia menyambut ku,
“Eh lin, ada apa?” Ahsan memulai berbicara .
“ke lapangan
yuk......bete nih!”
“lapangan ?
loe gak liat, panas gini tau!!”
“ iya lin,
loe sendiran aja deh!” soheh meyahut dengnan kalimat yang mebuatku kesal.
“loe –loe
kok gitu banget sih sama gue...... keterlaluan, ya udah deh gue berangkat
sendiri aja .” aku kesal meninggalkan mereka berdua.
Dan
setibanya dilapangan basket, ada pemandangan yang mengejutkan.
“sial....
lapangan basket di kunci lagi, ada paaan sih dengan hari ini, meyebalkan!! pak
Jo, ini lapangan kenapa di kunci segala sih? Gak biasanya deh!” aku bertanya
pada juru kunci sekolahku yang kebetulan lewat.
“ Aduh maaf
mbak , kuncinya masih belum ketemu pak jo lupa naruhnya!”
“ yah .....
pak jo , terus gak bisa main basket seharian dong!”
“iya neng,
maaf ya!!”
“hh.. ya
udah lah pak , ga pa pa!”
Aku sempat frustasi hari ini, hari
yang menyebalkan. Aku temenung duduk disamping Aula . Tiba-Tiba seorang menepuk
pundakku,
“ hai Lin,
lagi bete ya?”
Jedak jeduk
jeder.... Rino menemuiku lagi, aku tidak bisa bicara, hanya bengong bertemu
penyebab galau ku kemarin sampai sekarang.
“ Kok
bengong? Kamu gas suka aku kesini ? aku
Cuma mau ngomong sama kamu, nanti malam kamu mau aku ajak ngobrol ditaman?”
“ haa?apa
maksud kamu?mau ngapain?”
“yaa ngobrol
gitu..udah gini deh, kalau kamu mau, nanti kamu samperin aku di taman, aku
tunggu disana, kira-kira jam 6 sampai jam 8...kalau gak mau, yasuda,jam 8 aku
pulang..sampai jumpa nanti...”
“noo..ttaappii....
L “
“J udahlah
lin, kalau mau dateng, dateng aja, kalo enggak ya...gak papa kok..” Rino
berlalu meninggalkanku.
Aku bingung
apa yang harus aku lakukan,aku harus bahagia,atau malah sedih. Tanpa sadar aku menangis, aku mengingat betapa dulu Rino
menyayangiku lalu meninggalkanku dan tiba-tiba sekarang datang lagi dengan
senyum dan tutur kata yang menawan.Daripada bingung akhirnya kuputuskan untuk
kembali ke kelas dan melanjutkan belajar, meskipun otakku sedang tidak jernih
untuk berpikir, penuh dengan angan tentang Rino.
Malam ini
dingin sekali, tiba-tiba aku teringat ucapan ibuku, tentang Rino..
Oh tidak, sudah pukul 8. Rino pasti menunggu, aku cepat-cepat untuk ganti baju, dan berlari menemui Rino ditaman yang dia maksud. Aku gelisah, Rino tidak ada disitu, akhirnya aku menangis telah lalai dengan kesempatanku kali ini untuk berbicara dan memperbaiki hubungan baikkku dengan Rino.
Oh tidak, sudah pukul 8. Rino pasti menunggu, aku cepat-cepat untuk ganti baju, dan berlari menemui Rino ditaman yang dia maksud. Aku gelisah, Rino tidak ada disitu, akhirnya aku menangis telah lalai dengan kesempatanku kali ini untuk berbicara dan memperbaiki hubungan baikkku dengan Rino.
“Rino,
maafin aku, aku uda nyakitin kamu hari ini, di hari yang harusnya kamu bahagia,
tapi ternyata aku jadi kesan terburukmu, aku tidak pantas masih mengharapkan
cinta kamu lagi, dan tidak pantas mendapatkan maaf darimu, aku nyerah kalau aku
harus terus berbohong dengan rasa sayangku yang begitu besar untukmu, benar
saja kata ibuk, tidak mudah melupakan cinta seseorang, Rino maafkan aku, aku
belum bisa melupakanmu”.
“Sama-sama
Lin, aku juga minta maaf!”
Allah,
ternyata Rino berdiri dibelakangku dan mendengarkan semua keluh kesahku, betapa
malunya aku.
“Rr..Rino..”
“Iya
sayyang, ini Rino, kekasihmu dan selamanya akan tetap jadi kekasihmu, maafkan
aku juga telah meninggalkanmu, aku tidak bermaksud juga menyakiti kamu, aku
menyesal telah mendiamkan kamu, sejujurnya aku pun telah berbohong bila aku
berkata tidak mencintaimu lagi, karena aku masih merasa cemburu bila kamu dekat
dengan laki-laki lain”.
“Rino...”aku
menangis sekeras-kerasnya dipelukan Rino, dan Rino memelukku begitu erat malam
itu.
“Lin,
tahukah kamu?kado terindah di ulang tahunku ke tujuh belas ini adalah cinta
kamu kembali padaku, kamu kembali dalam pelukan aku..dan tolong jawab jujur
kamu masih mau kan nrima aku jadi kekasihmu? Bukan-bukan, maksud aku jadi
pendampingku selamanya? “
Aku hanya mengangguk pelan dalam pelukan Rino, aku begitu bahagia bisa kembali dengannya, dan memulai kisah baru tanpa adanya kata ‘putus’ dalam kehidupan cintaku bersama Rino. Aku dan dia saling mengucapkan sumpah setia bahwa tidak akan ada lagi luka, tidak ada lagi air mata dan selamanya cinta ku untuk Rino.
Aku hanya mengangguk pelan dalam pelukan Rino, aku begitu bahagia bisa kembali dengannya, dan memulai kisah baru tanpa adanya kata ‘putus’ dalam kehidupan cintaku bersama Rino. Aku dan dia saling mengucapkan sumpah setia bahwa tidak akan ada lagi luka, tidak ada lagi air mata dan selamanya cinta ku untuk Rino.
Rino mungkin
adalah masa lalu yang pernah menyakitiku, tapi Rino juga masa lalu yang
menemaniku melangkah menuju masa yang akan datang. Dia telah menjadi masa lalu
sekaligus masa depan bagiku. Orang yang telah mengajariku banyak hal, arti
cinta dan air mata. Inilah jalan yang ku pilih sekarang, kembali menemui masa
laluku untuk menjemput kebahagiaanku yang sesungguhnya, semuanya berakhir
bahagia tanpa adanya air mata.
Cinta Lina Buat Kamu, No.
Cinta Lina Buat Kamu, No.







0 comment:
Posting Komentar